Popular Posts
-
1. IDENTITAS BUKU Judul Novel : Sahabat tentang cinta,kisah sejati dan tragedi kehidupan. Penerbit :Sunrich.,Co Ltd Published ...
-
Judul : Cinta Tapi Beda Sutradara : Hanung Bramantyo, Hestu Saputra Produser : Raam Punjabi Pemeran ...
About
Blog Archive
Formulir Kontak
Category 4
Sponsors
Gallery
Our Fan Club
Category 5
Diberdayakan oleh Blogger.
Blog Archive
Mengenai Saya
Minggu, 26 Oktober 2014
Judul : Cinta Tapi Beda
Sutradara : Hanung Bramantyo, Hestu Saputra
Produser : Raam Punjabi
Pemeran : Agni Pratistha, Reza Nangin, Choky Sitohang
Durasi : 96 menit
Genre : Drama
Peresensi : Arwin Maulana
Mengangkat masalah sehari-hari ke dalam film apalagi peristiwa yang banyak terjadi tapi sungkan untuk dibicarakan karena menyangkut “tabu”—bukan hal mudah. Menangkap keseharian dalam “kehidupan” wajar tokoh-tokohnya hingga tampil di layar secara meyakinkan, menambah kesulitan. Dan yang paling sulit: menampilkan sikap jelas terhadap persoalan yang rumit itu. Cinta tapi Beda boleh dibilang berhasil mengatasi tiga kesulitan pokok itu. Untuk itu, film ini bisa menjadi standar sebuah film utuh dan menyentuh batin dan intelektualitas.
Sutradara Hestu Saputra dan Hanung Bramantyo berikut tiga penulis skenario (Taty Apriliyana, Novia Faizal, Perdana Kartawiyudha), dan penata gambar (Wawan I Wibowo) pertama-tama berhasil menyuguhkan secara lengkap “kehidupan” dua tokoh utamanya. Cahyo, asal Yogya, dari keluarga “santri”, meneruskan disiplin agama keluarganya, bekerja sebagai ahli masak di sebuah restoran cukup mewah di Jakarta, dan tinggal bersama dua kawannya di sebuah rumah kontrakan. Semua latar ini terjalin erat dengan jalinan kisah utamanya. Ia menjadi akar masalah, membangun karakter tokoh, dan menyumbang bangunan dramatik kisah.
Cahyo yang marah karena memergoki pacarnya selingkuh, suatu hari mengantar makanan pesanan bibinya, dosen tari di sebuah perguruan tinggi seni Jakarta. Di sini ia jumpa dengan Diana, mahasiswa tari asal Padang, berasal dari keluarga Katolik cukup fanatik (sebuah pilihan penokohan yang cukup unik), cukup taat menjalankan disiplin agamanya, tinggal bersama pamannya yang tampak tenteram kehidupan pernikahannya dengan wanita Muslim.
Pertemuan demi pertemuan membuat Cahyo-Diana saling cocok, saling menyesuaikan diri, dan saling menerima perbedaan yang ada. Percintaan mereka membuat pekerjaan mereka juga makin lancar. Cahyo sering dipuji atasannya, Diana makin menemukan konsep tari yang akan jadi repertoar ujian akhirnya.
Tapi, percintaan apalagi pernikahan di masyarakat kita, bukan urusan dua pribadi, tapi urusan dua keluarga. Ayah Cahyo berkeras menolak, saat Cahyo memperkenalkan Diana kepada keluarganya di Yogya. Ibunya berusaha memahami kemauan anaknya. Ayah Cahyo berusaha menjodohkan Cahyo dengan putri seorang lurah yang merupakan kerabat jauhnya.
Di pihak lain, ibu Diana tiba-tiba muncul di Jakarta, karena dia mencium ada hal yang “tak beres” dengan anaknya. Dia berusaha menjodohkan Diana dengan Oka, asal Batak dan seiman. Dia tidak ingin peristiwa yang menimpa dua kakak Diana terjadi lagi untuk anak bungsunya.
Cahyo-Diana berkeras, tapi tak mampu mencari jalan keluar. Bahkan Kantor Catatan Sipil menolak mereka. Pekerjaan Cahyo jadi terganggu, bahkan ia sampai dipecat. Mereka juga akhirnya meledak dalam sebuah perdebatan hanya karena hal-hal “kecil” yang tak mereka sadari bahwa itu bukan masalah kecil.
Bangunan latar yang terjalin fungsional dengan kisah utama menampakkan hasilnya.Pilihan
Pilihan tema cinta beda agama ini sebuah pilihan berani, mengingat masalah yang banyak terjadi dalam masyarakat ini umumnya cenderung “dibisik-bisikan” dan rasanya seperti mengganjal untuk diungkapkan secara terbuka. Mungkin ini adalah film pertama yang mengangkat tema dasar ini secara terbuka. Banyak pasangan yang berani menghadapi dan berhasil, tapi mungkin lebih banyak lagi yang gagal mengatasinyua. Banyak rohaniwan/ulama yang menolak, tapi tidak sedikit yang menerima. Alasan keagamaan, kebudayaan, adat, dan tradisi yang dikemukakan baik dari yang setuju maupun yang tidak setuju cukup bisa diterima.
Para pembuat film menyajikan jelujuran masalah ini hampir secara hitam-putih. Pilihan ini mempunyai resiko: permasalahan memang jadi jelas, tapi kerumitan permasalahan sosial, apalagi perkembangan batin tokoh-tokohnya terpinggirkan. Permasalahan itu sebetulnya tidak bisa disederhanakan menjadi: yang penting “cinta”.Pilihan itu memang menjadi kekuatan film ini, tapi juga sekaligus kelemahannya. Penyederhanaan masalah membuat film terasa agak naif. Tokoh-tokoh penyeimbang (ibu Cahyo, paman Diana, dan Oka) bisa menjadi lebih dari sekadar diam mengiyakan ketidaksetujuan, tapi kemudian tiba-tiba berubah sikap tanpa “jembatan peralihan” yang cukup. Tokoh-tokoh itu jadinya terkesan karikatural. Akibatnya, tokoh ayah Cahyo dan ibu Diana juga karikatural. Padahal mereka inilah yang bisa menyumbang agar masalahnya tidak hitam-putih.
Kekurangan lain adalah belum meyakinkannya Diana sebagai penari. Adegan-adegan tari juga belum menyumbang banyak pada penokohan Diana, padahal pemerannya bermain cukup bagus kalau tidak sedang menari. Namun, bagaimanapun film ini—bersama film dengan tema-tema lain yang cukup “tabu” seperti masalah agama, homoseksualitas, waria, ras (meski mungkin bukan tema utama) dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini—membuat masa depan semakin menggembirakan.
Sutradara : Hanung Bramantyo, Hestu Saputra
Produser : Raam Punjabi
Pemeran : Agni Pratistha, Reza Nangin, Choky Sitohang
Durasi : 96 menit
Genre : Drama
Peresensi : Arwin Maulana
Mengangkat masalah sehari-hari ke dalam film apalagi peristiwa yang banyak terjadi tapi sungkan untuk dibicarakan karena menyangkut “tabu”—bukan hal mudah. Menangkap keseharian dalam “kehidupan” wajar tokoh-tokohnya hingga tampil di layar secara meyakinkan, menambah kesulitan. Dan yang paling sulit: menampilkan sikap jelas terhadap persoalan yang rumit itu. Cinta tapi Beda boleh dibilang berhasil mengatasi tiga kesulitan pokok itu. Untuk itu, film ini bisa menjadi standar sebuah film utuh dan menyentuh batin dan intelektualitas.
Sutradara Hestu Saputra dan Hanung Bramantyo berikut tiga penulis skenario (Taty Apriliyana, Novia Faizal, Perdana Kartawiyudha), dan penata gambar (Wawan I Wibowo) pertama-tama berhasil menyuguhkan secara lengkap “kehidupan” dua tokoh utamanya. Cahyo, asal Yogya, dari keluarga “santri”, meneruskan disiplin agama keluarganya, bekerja sebagai ahli masak di sebuah restoran cukup mewah di Jakarta, dan tinggal bersama dua kawannya di sebuah rumah kontrakan. Semua latar ini terjalin erat dengan jalinan kisah utamanya. Ia menjadi akar masalah, membangun karakter tokoh, dan menyumbang bangunan dramatik kisah.
Cahyo yang marah karena memergoki pacarnya selingkuh, suatu hari mengantar makanan pesanan bibinya, dosen tari di sebuah perguruan tinggi seni Jakarta. Di sini ia jumpa dengan Diana, mahasiswa tari asal Padang, berasal dari keluarga Katolik cukup fanatik (sebuah pilihan penokohan yang cukup unik), cukup taat menjalankan disiplin agamanya, tinggal bersama pamannya yang tampak tenteram kehidupan pernikahannya dengan wanita Muslim.
Pertemuan demi pertemuan membuat Cahyo-Diana saling cocok, saling menyesuaikan diri, dan saling menerima perbedaan yang ada. Percintaan mereka membuat pekerjaan mereka juga makin lancar. Cahyo sering dipuji atasannya, Diana makin menemukan konsep tari yang akan jadi repertoar ujian akhirnya.
Tapi, percintaan apalagi pernikahan di masyarakat kita, bukan urusan dua pribadi, tapi urusan dua keluarga. Ayah Cahyo berkeras menolak, saat Cahyo memperkenalkan Diana kepada keluarganya di Yogya. Ibunya berusaha memahami kemauan anaknya. Ayah Cahyo berusaha menjodohkan Cahyo dengan putri seorang lurah yang merupakan kerabat jauhnya.
Di pihak lain, ibu Diana tiba-tiba muncul di Jakarta, karena dia mencium ada hal yang “tak beres” dengan anaknya. Dia berusaha menjodohkan Diana dengan Oka, asal Batak dan seiman. Dia tidak ingin peristiwa yang menimpa dua kakak Diana terjadi lagi untuk anak bungsunya.
Cahyo-Diana berkeras, tapi tak mampu mencari jalan keluar. Bahkan Kantor Catatan Sipil menolak mereka. Pekerjaan Cahyo jadi terganggu, bahkan ia sampai dipecat. Mereka juga akhirnya meledak dalam sebuah perdebatan hanya karena hal-hal “kecil” yang tak mereka sadari bahwa itu bukan masalah kecil.
Bangunan latar yang terjalin fungsional dengan kisah utama menampakkan hasilnya.Pilihan
Pilihan tema cinta beda agama ini sebuah pilihan berani, mengingat masalah yang banyak terjadi dalam masyarakat ini umumnya cenderung “dibisik-bisikan” dan rasanya seperti mengganjal untuk diungkapkan secara terbuka. Mungkin ini adalah film pertama yang mengangkat tema dasar ini secara terbuka. Banyak pasangan yang berani menghadapi dan berhasil, tapi mungkin lebih banyak lagi yang gagal mengatasinyua. Banyak rohaniwan/ulama yang menolak, tapi tidak sedikit yang menerima. Alasan keagamaan, kebudayaan, adat, dan tradisi yang dikemukakan baik dari yang setuju maupun yang tidak setuju cukup bisa diterima.
Para pembuat film menyajikan jelujuran masalah ini hampir secara hitam-putih. Pilihan ini mempunyai resiko: permasalahan memang jadi jelas, tapi kerumitan permasalahan sosial, apalagi perkembangan batin tokoh-tokohnya terpinggirkan. Permasalahan itu sebetulnya tidak bisa disederhanakan menjadi: yang penting “cinta”.Pilihan itu memang menjadi kekuatan film ini, tapi juga sekaligus kelemahannya. Penyederhanaan masalah membuat film terasa agak naif. Tokoh-tokoh penyeimbang (ibu Cahyo, paman Diana, dan Oka) bisa menjadi lebih dari sekadar diam mengiyakan ketidaksetujuan, tapi kemudian tiba-tiba berubah sikap tanpa “jembatan peralihan” yang cukup. Tokoh-tokoh itu jadinya terkesan karikatural. Akibatnya, tokoh ayah Cahyo dan ibu Diana juga karikatural. Padahal mereka inilah yang bisa menyumbang agar masalahnya tidak hitam-putih.
Kekurangan lain adalah belum meyakinkannya Diana sebagai penari. Adegan-adegan tari juga belum menyumbang banyak pada penokohan Diana, padahal pemerannya bermain cukup bagus kalau tidak sedang menari. Namun, bagaimanapun film ini—bersama film dengan tema-tema lain yang cukup “tabu” seperti masalah agama, homoseksualitas, waria, ras (meski mungkin bukan tema utama) dalam kurun waktu beberapa tahun belakangan ini—membuat masa depan semakin menggembirakan.
Label:
resensi film
|
0
komentar
Kamis, 09 Oktober 2014
Judul
Novel : Sahabat tentang cinta,kisah sejati dan tragedi kehidupan.
Penerbit :Sunrich.,Co
Ltd Published
Model
Sampul : Ilja Alexander
Tahun
Terbit : Okto 2009
Terbit :
Taipei, Taiwan
Tebal
Buku : 164 hlm,14 X 21 Cm
Pengarang :
Agnes Danovar
Peresensi :
Arwin Maulana
2.
SINOPSIS
Antony dikirim ayahnya untuk
kuliah di Sydney. Ia tidak sengaja berkenalan dengan Fernando yang
menyelamatkannya dari kematian. Sejak saat itu mereka berjanji
menjadi sahabat sejati dalam perbedaan yang mencolok diantara mereka.
Kisah persahabatan mereka terjalin indah. Fernando mengajarkan banyak hal tentang dunia yang tidak pernah terjangkau oleh Antony. Tragedi persahabatan mereka mulai diuji ketika Antony jatuh cinta pada Angel, seorang gadis cantik yang pernah dekat dengan Fernando. Waktu menguji persahabatan mereka, tapi bukan cinta yang menghancurkan persahabatan itu.
Kisah persahabatan mereka terjalin indah. Fernando mengajarkan banyak hal tentang dunia yang tidak pernah terjangkau oleh Antony. Tragedi persahabatan mereka mulai diuji ketika Antony jatuh cinta pada Angel, seorang gadis cantik yang pernah dekat dengan Fernando. Waktu menguji persahabatan mereka, tapi bukan cinta yang menghancurkan persahabatan itu.
Antony lari dari kenyataan
siapa Fernardo sebenarnya, Fernardo adalah seorang gay yang miliki
hubungan cinta kasih bersama Boscoa, yang dibongkar oleh Ivan mantan
Angel. Antony tidak tergoda oleh kalimat itu walau terasa
menyedihkan, ia tinggalkan Sidney saat itu juga dengan membawa Angel
pindah ke Perth. Antony tau Angel ingin menyarankan Antony untuk
menerima kenyataan tapi hatinya membeku dan tidak sudi memiliki
sahabat gay dan
menjijikkan seperti Fernando .
Sejak saat itu Antony tidak
pernah melihatnya seperti yang Antony katakan sebelumnya mereka
kembali bertemu saat Antony sedang berbulan madu bersama istrinya
tepatnya 3 tahun setelah berpacaran di sebuah restoran mewah ketika
Fernando mulai menjadi koki di restorant itu.
Saran istrinya pada Antony untuk setidaknya mengucapkan kata perpisahan dengan Fernando, Antony pun mengundang Fernado minum kopi bersama sebagai sahabat lama walaupun di hati Antony tidak pernah mau memaafkan statusnya sebagai gay. Mereka bicara seadanya tentang hidup Mereka, Fernando mengucapkan selamat atas pernikahan Antony dan Angel. Fernando dan Antony dapun berpisah, ketika pulang Antony tidak mengingat semuanya selain sebuah mobil menabrak Antony dan Antony pun koma hingga tidak sempat mengingat Fernando.
Fernando mendonorkan
jantungnya untuk sahabatnya sendiri Antony. di saat-saat terakhir
usai kecelakaan terjadi. Orang yang membawa Antony ke rumah sakit
adalah Fernando, Dokter mengatakan bahwa jantung Antony sudah tidak
berfungsi. Antony hanya memiliki waktu sedikit untuk tetap hidup dan
dokter menyarankan Fernando mencari donor jantung. Istri Antony Angel
begitu terkejut dengan berita kecelakaan itu, Angel menangis di
samping Fernando. Tidak mungkin mencari jantung yang tepat dalam
waktu saat kondisi kritis seperti ini.
Fernando mendekat pada dokter
dan berkata Fernando mau mendonorkan jantungnya pada Antony. Dokter
terang saja menolak keinginan Fernado karena tidak ada hukum yang
mengizinkan orang sehat untuk berbuat demikian. Fernando tidak putus
asa, baginya hidupnya yang sebatang kara tidak akan memiliki masa
depan terlebih tak akan ada seorang pun yang peduli padanya. Fernando
dengar kalau hanya orang yang sekarat boleh mendonorkan diri Antony,
Fernando melakukan tindakan bodoh.
Dengan berani Fernando
menabrakkan dirinya pada sebuah truk yang lewat, Fernando
mengorbankan dirinya untuk menjadi donor Antony dalam keadan
sekarat.Angel menerima kabar itu usai operasi Antony berjalan lancar
saat itu Antony hendak bertanya sosok donor yang menyumbangkan
jantung Antony dan berpikir untuk mengucapkan terima kasih pada
keluarga, dokter mengatakan sang donor adalah Fernando. Angel tidak
mungkin mengatakan kejadian itu pada Fernando, Antony hanya ingin
menunggu saat yang tepat dan saat inilah Antony tau. Antony hanya
bisa menangis di atas makam Fernando sahabatnya. Entah bertapa
bodohnya Antony tidak pernah mengerti arti sahabat dalam
kehidupannya.
Kalau saja saat itu Antony
memaafkan apa yang terjadi mungkin tidak akan ada penyesalan dalam
hidup Antony.Antony tidak akan pernah melupakan hal ini, walaupun
hidup Antony berjalan dengan waktu, semoga kisah Antony tidak
membuat kalian menjadi seperti Antony. Anak Antony terlahir beberapa
bulan kemudian dan untuk mengenang sahabatnya, diberi nama Fernando
.
Sepenggal kisah tentang seorang Fernando yang tidak pernah Antony duga, mengubah persahabatan itu menjadi permusuhan yang tragis. Antony lari dari kenyataan siapa Fernando sesungguhnya. Tapi ketulusan seorang sahabat menjawab akhir kisah ini. Sebuha kenyataan bahwa sahabat bukanlah bayangan disamping kita, tapi sahabat adalah nyawa dalam hembusan nafas kita.
Sepenggal kisah tentang seorang Fernando yang tidak pernah Antony duga, mengubah persahabatan itu menjadi permusuhan yang tragis. Antony lari dari kenyataan siapa Fernando sesungguhnya. Tapi ketulusan seorang sahabat menjawab akhir kisah ini. Sebuha kenyataan bahwa sahabat bukanlah bayangan disamping kita, tapi sahabat adalah nyawa dalam hembusan nafas kita.
3.
UNSUR INTRINSIK :
A.Tema
:” Pesahabatan sejati dan tragedi kehidupan.”
B.
Tokoh dan Penokohan :
-
Antony sebagai sahabat
Fernando.
watak
pemalu dan polos.
“ Astaga
kamu benar-benar polos ya to ? Mereka itu emang suka narik orang yang
lewat, namanya juga wanita malam ! (Antony melihat dengan bingung dan
aneh pada kota Sydney saat Fernando menjelaskan bahwa wanita yang
narik Antony)
“ Hati
Antony seolah gelisah,rasanya ingin bicara pada Angel, tapi takut
diacuhkan.“ ( Antony malu ketika ketemu Angel dalam satu bis
dengannya)
-
Fernando sebagai
sahabat Antony dan Angel.
watak
baik hati dan penolong.
“ Dokter sekarang
dihadapan saya ,sahabat saya sedang keadaan sekarat. Hidupnya sedang
berpacu dengan waktu. Mungkin hidupnya mempunyai banyak mimpi yang
belum tercapai,bahkan banyak orang yang akan bersedih hati karena
kehilangan dia.......” ( Fernando meminta ke dokter untuk melakukan
operasi jantung Fernando yang akan di donorkan untuk Antony
sahabatnya sendiri)
-Angel
sebagai pacar sekaligus
istri Antony.
watak
rendah hati dan
baik hati.
“ Nggak
ada masalah kok... sini suruh gabung mahasiswa baru itu !”( Angel
mengajak Antony untuk gabung satu meja dengan genknya di cafe olala
tempat Fernando kerja)
-Agnes
sebagai rekan kerja
fernando.
watak
pemalas dan suka bohong
“ Bikin
keki nggak sih tuh nenek sihir. Tadinya mau bolos tapi dia SMS.
Diancam pake potong gaji segala. Mana tahan?” (Agnes kesal dengan
wanita tambun karena bolosnya di ancam potong gaji sama wanita
tambun)
-Wanita
Tambun sebagai majikan bawel Fernando dan Agnes.
watak
pemarah dan cerewet.
“ emangnya
begitu menyeramkan saya ya ? Ini menu....bikin yang bener !
Malah ketawa sendiri “
(
wanita tambun marah dan mengasihkan menu ke Fernando yang ketawa
sendiri)
-Bascoa
(sebagai gay yang berhubungan dengan Fernando)
watak
pedendam dan jahat
“Silakan
katakan apa yang kamu mau!! tapi pemilik nama itu harus mati
dihadapan saya !! kamu tau siapa saya, Do! Saya tidak akan pernah mau
siapapun merusak hubungan kita, termasuk tuhan sekali pun...” (
Bascoa marah ke Fernando sambil menyebut nama Antony dan berniat akan
membunuh Antony)
-Ivan
sebagai mantan kekasih Angel
watak
nakal
sombong dan pembenci
“Dan
apa perlu saya kasih tau ? Kemarin banyak kok anak-anak kampus
yangmelihat kamu berduaansama pelayan gay itu. Sudah deh nggak usah
ditutupi.kenyataannya gosip itu memang udah banyak yang tau ! Dan
nggak usah malu sobat, ini sdyney..... semua bebas menjadi dirinya
sendiri,termasukmenjadi gay !!! (Antony menunduk ke lantai ia tak
percaya dengan apa yang dikatakan Ivan tentang sahabatnya Fernando)
-Yuki
sebagai teman kampus Antony
watak
baik hati dan pembela yang benar
“ Bukannya
klub itu umum ? Untuk semua mahasiswa ?” (saat membela Antony yang
dikeluarkan dari klub tenis oleh Ivan karena dikaitkan dengan
Fernando yang gay)
C.Latar
:
1.
Tempat :
Taman
kota : “Daun-daun berguguran jatuh tanpa arah diantara taman
kota.”
Cafe Olala :
”Wajah Cafe
yang memiliki frenchase
dikawasan segitiga
emas Thamrin
terlihat jelas”
Rumah sakit :”Kamar ruangan
khusus yang disediakan oleh rumah sakit menjadi tem beristirahatan
Antony.”
Kampus
:” Antony terlihat berjalan mencari ruang kelasnya.”
Di
Halte : “ Fernando memutuskan berjalan kaki menunggu Antony naik
bus.”
2.
Waktu :
Pagi
hari
: “Sydney di pagi hari menjelma menjadi kota yang tak kalah
padatnya dari jakarta. Kesibukan
aktifitas sudah dimulai pukul 6:00”
Malam
hari
: “Bulan purnama
mulai muncul saat ini kamu adalah saksi seorang Fernando adalah
sahabat sekaligus saudara Antony.”
3.
Suasana :
Pertentangan
: “Dengan emosinya Ivan mendorong Antony ke arah tembok yang
membelakangi mereka.”
Kegembiraan
: “Keduanya tertawa ringan dan Antony memanggil pelayan restoran
untuk membayar.”
Romantis
: ”Angel menatap tersebut dengan mata kaca-kaca dengan bahagia saat
Antony melamarnya dengan sangat romatis.”
D.
Alur : Novel ini
menggunakan alur maju karena dari sebuah pertemuan yang sangat indah
dan berakhir dengan perjalanan persahabatan
yang berakhir
tragis.
E.
Sudut Pandang : Novel ini pengarang menggunakan sudut pandang orang
ketiga. Karena pengarang tidak terlibat dalam novel ini.
F.
Amanat :
-Ingatlah
sahabat itu hadir dalam hidup kita tanpa pernah kita sadari bahwa
sejatinya tidak ada manusia yang sempurna dalam hidup ini.
-Sejarah
telah mengatakan kepada mereka bahwa sahabat tidak akan pernah
terukir tanpa adanya tinta emas yang menyertai perjalanaan mereka.
-Kekurangan
yang ada pada sahabatmu adalah kekuranganmu, jadi janganlah
kau coba menjauh
dari sahabatmu karena dialah teman yang berarti dalam hidupmu.
4.KELEBIHAN,KEKURANGAN
DAN KELEMAHAN
Kelebihan
buku :
A. Kelebihan dari novel ini adalah dapat membuat pembaca terhanyut dalam kisah yang diceritakan didalam novel ini.
B.
Kelebihan lainnya adalah ini adalah kisah yang diangkat dari
kehidupan nyata dan sangat menyentuh.
C.
Novel ini juga melampirkan beberapa foto persahabatan
mereka dalam melawan
perselisihan perbedaan
gaya hidup hingga foto
sahabat Antony
di akhiri saat Fernando
menghadap Sang Pencipta.
D.Mengajarkan
kita agar ikhlas dan tabah menerima cobaan dari Allah dan yakin
setiap cobaan pasti ada jalan keluarnya
Kekurangan
buku :
Novel
ini hampir tidak mempunyai kekurangan, Namun setiap karya manusia
pasti memiliki kekurangan. Kekurangan dari novel ini adalah masih ada
penulisan yang salah dan juga ada penulisan yang kurang menarik dan
sulit dimengerti.
Kelemahan
:
Kelemahan
yang dimiliki novel ini, di antaranya kata-kata penulis yang kadang
membuat pembaca berimajinasi lain dalam menafsirkan kata-kata kiasan
penulis.
5.
KRITIK DAN SARAN
Kisah yang mengajarkan kita
tentang arti kehidupan persahabatan yang sebenarnya. 2 pribadi yang
amat sangat berbeda. Salut banget sama ceritanya, tapi sayang
penulisannya masih ada yang kurang menarik. Pokoknya yang belum baca
novel ini harus baca karena sangat bagus dan mengharukan. Mungkin itu
saja yang dapat saya katakana. Jangan lupa baca novelnya.
Label:
resensi novel
|
0
komentar
Langganan:
Postingan (Atom)